Menjadi seorang UI/UX Designer merupakan proses yang harus dilalui. Tidak hanya ahli dalam menggunakan software yang digunakan. Seorang UI/UX Designer juga harus mengerti fundemental yang harus mereka pahami. Tentu saja kedua hal tersebut harus dipahami oleh orang-orang yang ingin menjadi UI/UX Designer.

Untuk menjadi seorang UI/UX Designer. Ada halnya yang disebut dengan Fundemental yang harus dipelajari atau di pahami. Pada dasarnya apa yang nanti dikeluarkan adalah sebuah produk yang akan digunakan oleh user, oleh karena itu seorang harus memahami kebiasaan masyarakat atau human behavior dalam pembuatan produk tersebut.

Fundemental apa saja yang harus di pelajari untuk menjadi seorang UI/UX Designer?

Strategi pembuatan Produl J.J Garrett.

Pembuatan produk merupakan hal utama yang akan dikerjakan oleh seorang UI/UX Designer. Oleh karena itu untuk orang-orang yang ingin bekerja pada bidang tersebut harus memahami bagaimana proses pembuatan sebuah produk. Pembahasan mengenai hal tersebut dapat ditemukan dalam metode strategi pembuatan produk oleh J.J Garrett.

J.J Garrett akan menjelaskan bagaimana pembuatan sebuah produk terdiri dari lima level yang harus dipenuhi.

Strategi pembuatan sebuah produk

Strategi dalam pembuatan produk
Strategi dalam pembuatan produk

Pada level ini kita akan mebahas kegunaan dari produk yang akan kita bikin. Dua hal yang perlu dipahami adalah kegunaan utama dari produk dan dapat menjawab kebutuhan dari user yang nanti akan menggunakannya.

Scoop atau jangkau dalam sebuah produk

JJ. Garrett Scoop
JJ. Garrett Scoop

Di level ini kita mulai mencari tahu jangkauan pada produk yang nanti kita bikin, apakah produk yang kita gunakan dapat dipakai oleh spesific user atau untuk semua user.

Pada bagian ini kita dapat fundemental atau hukum UI/UX seperti hukum Parkison yang membahas mengenai pengalamam sebuah user.

Mamahami hukum Parkison akan membuat seorang yang ingin menjadi UI/UX Designer mengetahui bahwa nantinya produk kita akan digunakan oleh User. Dengan mehami hukum ini, akan membantu kita dalam tahap pertama untuk membuat sebuah produk pada level strategi. Oleh karena itu kita seorang ui/ux designer haru mehami mengenai pengalaman user yang di bahas oleh hukum parkison tersebut. Hal ini juga nantinya akan dibantu oleh hukum-hukum ui/ux lainnya.

Stuktur dalam Produk

struktur UX
struktur pembuatan produk

Pembuatan struktur akan terjadi pada level 3 tiga dalam pembuatan produk oleh J.J Garett. Pada level ini kita akan mempelajari tenti interaksi antar user dengan produk yang kita bikin dengan membagi informasi secara struktural.

Skelton atau rangka produk yang dibikin

Skeleton atau Rangka
Tiga bagian pada pembentukan skeleton

Skeleton merupakan bagian pada sebuah produk yang akan dikerjakan oleh UI/UX Designer nantinya, karena akan membahas mengenai interface, navigasi, dan infromasi pada produk.

Setelah memahami dua level mengenai struktur dan skelton pada pembuatan produk, kita dapat menerapkan hukum ui/ux seperti hukum Hukum Hick: Pengambilan Keputusan yang nanti membantu kita dalam membuat sebuah elemen interaksi pada produk, dan Hukum Miller : Mengatur Jumlah Informasi. Kedua hukum tersebut akan membantu kita untuk membuat sebuah produk yang nyaman digunakan oleh user nantinya

Tampilan atau surface sebuah produk

JJ Garret Surface
Surface dalam desain produk

Pada level terakhir akan membahas bagaimana produk tersebut dilihat oleh user, dari sini kita akan mulai membuat sebuah tampilan yang digunakan oleh user nantinya. Pada level ini kita akan memikirkan bagaimana kita melektakan elemen-elemen desain yang nantinya akan digunakan oleh user. Oleh karena itu mahami Hukum Fitts : Pentingnya Ukuran Dan Jarak akan sangat membantu.

Hukum lainnya pada level ini tentunya dengan melihat produk yang serupa. Hal tersebut dijelaskan pada Hukum Jakob : Serupa Tapi Tak Sama, yang mana kita melihat atau meniru tampilan yang ada agar membuat user tidak bingung dengan produk yang kita desain.

Pemahaman menggunakan software prototype

Setelah kita memahami fundemental pada pembuatan sebuah produk, maka mulailah kita menerapakannya dengan menggunakan software-software prototype. Dalam hal ini saya tidak akan mebahas sangat banyak dikarenakan penggunakan software tentunya kembali kepada kepribadian masing-masing. Karena software prototype yang digunakan oleh UI/UX Designer memiliki banyak perbedaan, dari yang berbasis web hingga berbasisk desktop. Semuanya kembali lagi dengan kepribadian masing-masing.

Hal tersebut dapat dibaca pada link berikut ini
https://heysalsal.com/1057/ui-ux/best-5-wireframing-tools-you-can-use/

Kesimpulan

Untuk saya yang menjadi seorang UI/UX Designer dengan belajar sendiri merupakan sebuah tantangan yang cukup berat. Oleh karena itu saya mencoba memahami fundemental atau hukum-hukum yang berlaku pada mendesain sebuah produk dan baru menggunakan software-software yang ada. Oleh karena itu saya belajar dengan memahami bagaimana mendesain sebuah produk dengan urutan seperti yang telah saya tulis. Untuk melihat referensi tentunya saya mencoba melihat di pinterest, dribble, ataupun Behance