Dengan background seorang Graphic Designer, saya merasa untuk pindah menjadi seorang ui/ux designer bakal gampang. Ternyata dilapangan banyak sekali yang harus dipelajari untuk masuk ke bidang UI/UX Designer tersebut.
OIeh karena itu, saya akan mencoba menulis apa saja yang pelajari untuk menjadi seorang UI/UX Designer.
Memahami UI/UX Designer
Sebagaimana kita tahu bahwa menjadi seorang UI/UX Designer membutuhkan perjalanan yang mudah untuk memulainya, tetapi membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk bisa memahami semua yang ada pada dunia UI/UX. Oleh karena itu pada artikel ini saya ingin mencoba untuk menjelaskan apa saja step yang saya lalui untuk menjadi UI/UX Designer.
Fundamental, Fundamental, Fundamental.
UI/UX Designer merupakan jabatan yang menjembatani antar teknologi dengan design. Maka dari itu kita haru mengetahui bahwa untuk menjadi seorang ui/ux designer harus memahami beberapa fundamental.
Fundamental pertama adalah
Design Theory
Memahami desain teori merupakan fundamental pertama yang harus dipahami oleh orang-orang yang ingin menjadi UI/UX desainer. Fundamental yang harus dipahami adalah mengenai warna, tulisan, dan bentuk. Walaupun pada dasarnya kita sudah memiliki sense mengenai tiga hal tersebut tetapi memahami lebih lanjut akan membantu anda dalam dunia UI/UX.
Design Psychology
Menjadi UI/UX Designer tentu akan memaksa kita untuk mendesign sesuatu berdasarkan keinginan orang lain. Oleh karena itu dengan memahami Design Psychology akan mempermudah proses design yang akan dilakukan.
Contoh dari Design Psychology adalah memahami perilaku manusia, perilaku digital manusia, dan prilaku ekonomi. Memahami Design Psychology merupakan sebuah fundamental utama yang harus dipahami oleh seorang yang ingin menjadi UI/UX Designer. Tetapi anda tidak harus memaksakan untuk tahu dalam mungkin. Mengenal lebih dalam mengenai fundamental Design Psychology akan melanjutkan anda pada saat anda ingin level up di dunia UI/UX Designer.
Untuk surface level mengenai Design Psychology anda cukup mebaca mengenai
- Law Of UX: merupakan aturan aturan yang akan membantu anda memahami mengenai Design Psychology.
- Human Decision-making memahami kebutuhan user mengenai bagaimana dia memilih sesuatu akan membantu anda dalam membuat atau menetapkan sebuah elemen pada design yang anda buat.
Product Design
Setelah mengetahui teori fundamental design saatnya kita mengetahui bagaimana kita menerapkan teori fundamental tersebut pada produk yang ingin kita buat.
Memahami fundamental mengenai bagaimana sebuah produk terbentuk akan membantu anda dalam memecahkan sebuah masalah. Oleh karena itu kita akan mencoba focus pada bagaimana memecahkan masalah dengan metode-metode design. Contohnya adalah.
Design Sprint
Merupakan metode brainstorming yang sangat unik. Design Sprint merupakan metode pencarian jawaban dari sebuah masalah dengan cepat. Biasanya hanya menghabiskan waktu kurang lebih dari lima hari.
Poin utama dair Design Sprint adalah
- Understand: Memahami masalah yang akan dicari solusinya
- Idea: Memunculkan beberapa solusi untuk menjawab masalah tersebut
- Decide: Memilih dari berbagai banyaknya solusi untuk menjawab permasanlah tersebut
- Prototype: pengimplementasian solusi dari permasalahan tersebut
- Test: Mencari tau apakah solusi tersebut benar atau tidaknya.
Design Thinking
Merupakan proses yang mana memahami dan user dan memberikan solusi terhadap apa yang dinginkan oleh user.
Poin dari design thinking adalah
- Emphatize: Membuat sebuah inovasi berdasarkan kebutuhan dari user yang kita miliki
- Define: Mempriotiaskan kebutuhan dari berbagai macam kebutuhan user
- Ideate: Memberikan solusi-solusi yang akan menjawab kebutuhan dari user
- Prototype: pengimplementasian solusi dari permasalahan tersebut
- Test: Mencari tau apakah solusi tersebut benar atau tidaknya
Setelah memahami fundamental secara teori dan bagaimana membuat sebuah digital produk. Hal yang selanjutnya saya pelajari adalah bahwa User Experience merupakan hal yang wajib diketahui oleh seseorang yang ingin pindah ke bidang UI/UX Designer.
Belajar memahami User Experience.
seperti yang di kutip oleh designerhire, User experience merupakan pengalaman seorang user ketika menggunakan sebuah produk, terdiri dari secara funsional atau kenyamanan dalam menggunakan, ataupun secara logika yang disampaikan oleh produk tersebut. Hal ini tentu saja tidak terikat bahwa produk harus digital. Secara luas user experience atau UX bisa mencangkup benda yang manusia gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi karena sekarang kita membahas mengenai User Experience pada Digital Product maka kita harus mengetahui perbedaan antara dua hal tersebut secara prinsipnya.
Prinsip dasar user experience
Ketika kita menjadi seorang UX Designer kita mengetahui, bahwa tugas kita jauh dari kata design. Untuk itu kita harus memahami prinsip-prinsip untuk membuat sebuah pengalaman/experience. Pertanyaan yang sangat mudah untuk dipahami adalah bagaimana seorang user akan merasakan ketika menggunakan produk yang kita sajikan. Apakah mudah, nyaman, atau dapat di nalar oleh penggunanya. Secara prinsip dasar dapat di bagi sebagai berikut.
Memahami
Tugas UX Designer tentunya untuk menjawab sebuah masalah. Bagaimana caranya untuk membuat user/pengguna dalam menjawab masalah yang mereka hadapi. Hal ini tentunya membahasa mengenai Scoop dari masalah yang ingin di selesaikan oleh UX desinger. Oleh karena itu kita harus memahami masalah yang terjadi dengan sedemikian rupa dan menjawabnya dengan kenapa masalah tersebut bisa terjadi.
Menjaga
Seorang UX Designer harus memudahkan cara untuk menjawab sebuah masalah. Hal yang harus diingat bahwa kita mencoba untuk memberikan solusi baru dalam menjawab masalah. Usahakan proses yang dilakukan oleh seorang user tidak mempersulit user tersebut. Untuk itu kita harus menjaga user agar tidak terjadinya kebingungan pada user yang menggunakan produk yang kita miliki.
Membuat
Membuat proses yang mudah dipahami merupakan prinsip dasar yang harus diingat oleh orang yang ingin menjadi UX Designer. Hal yang harus di ingat adalah bahwa kita harus membuat proses penyelesaian masalah tersebut mudah dipelajari, digunakan, ditemukan, dan diadaptasi. Dengan membuat semua itu maka kita akan melancarkan proses menjawab masalah tersebut dan tidak membuat user bingung atas langkah-langkah apa yang mereka proses.
Mengerti
dengan mengerti bahwa produk yang kita buat bukan untuk kita, tapi untuk orang banyak yang mana memiliki masalah yang sama dalam menjawab sebuah masalah. Jangan pernah berpikir bahwa semua orang menjawab masalah tersebut dengan cara yang sama dengan bagaimana anda. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pada genetik, agama dan sosial.
Memahami
Memahami bagaimana orang meliat dan merasakan akan membantu anda untuk menemukan apa yang mereka butuhkah dalam memecahkan masalah yang terjadi. Cobalah untuk memahami hal tersebut dengan bertanya kepada pengguna anda. Tanyalah sedemikian mungkin hingga akhirnya kita benar-benar mengerti tentang masalah yang ingin kita kerjakan. Ketika kita mulai mengerti apa yang akan mereka lakukan dan kenapa mereka lakukan hal tersebut tentunya akan membantu kita dalam membuat Langkah-langkah yang lebih baik dalam menjawab sebuah masalah tersebut.
Prinsip dasar digital produk
Setelah kita mengerti prinsip dasar dalam sebuah produk saatnya kita harus menyimpulkan bagaimana sebuah produk yang baik itu seperti apa. Oleh karena itu kita sadar bahwa setidaknya sebuah produk atau sebuah cara harus memiliki empat hal yang mana
Utility
Point Scoop di J.J Garret menjelaskan pada pembuatan sebuah produk, bahwa terciptanya sebuah produk tentunya untuk menjawab sebuah solusi atau masalah yang terjadi. Oleh karena produk/desain yang kita kerjakan harus menjawab hal tersebut. Contohnya Prouk Grabride/Gojek merupakan produk untuk membantu user yang tidak memiliki kendaraan pribadi bepergian dari titik A ke titik B.
Usability
Hal kedua yang harus kita tanyakan ketika kita ingin membuat sebuah produk digital adalah, kemudahan dalam menggunakan produk tersebut. Apakah seorang user nantinya akan mudah menggunakan produk tersebut tanpa terjadinya kesusahan dalam mengoperasikan service yang kita tawarkan.
Desirability
Selanjutnya dalam prinsip dasar sebuah produk adalah dapatkah produk kita diinginkan oleh user. Sebuah produk harus memberikan sebuah pengalaman dalam memecahkan masalah tanpa membuat user gelisah atau susah dalam mengerjakannya.
Aspirational
Hal terakhir pada prinsip dasar sebuah digital produk adalah bagaimana feedback dari user Ketika menggunakan produk yang kita tawarkan. Apakah mereka merasa mudah, nyaman, dan logika Ketika mengoperasikan produk yang kita tawarkan.
Semua produk digital yang baik dan benar pasti memiliki empat hal tersebut. Ketika digital produk kita memiliki kegunaan yang banyak, jangan lupa mengenai kemudahan pemakaiannya. Tentunya produk kita juga harus diinginkan oleh user dan Ketika kita tanya user akan memberikan feedback yang positif.
UI Designer
Selanjutnya pada perjalanan di dunia UI/UX, Saya mulai mencoba memhami bagaimana caranya untuk menjadi seorang UI Designer. Menjadi seorang UI Designer tentunya tetap harus mengetahui mengenai User experience. Karena pada dunia digital product kita harus selalu ingat bahwa apa yang kita kerjakan merupakan untuk orang lain, bukan untuk kita sendiri.
Skill untuk UI Designer
Wireframing
Seorang UI Designer harus mehamai design theory. Salah satu dari Design theory adalah Layouting yang mana sering digunakan pada tahap awal pembuatan sebuah product. Wireframing juga merupakan struktur basic dari desain yang kita kerjakan. Maupun itu berbentuk Lo-fi, ataupun Hi-fi. Pembahasan mengenai lo-fi dan hi-fi wireframing telah kita bahas sebelumnya.
Baca Juga: Kegunaan Lo-fi, Hi-fi Wireframing
Banyak hal yang bisa digunakan untuk melakukan wireframing, baik secara digital ataupun manual, yang perlu diingatkan pada pengerjaan wireframing ada konsep dari desain yang kita kerjakan. Beberapa tools yang dapat digunakan bisa dilihat pada artikel di sini.
Prototyping
Prototyping merupakan contoh yang hampir mirip dengan keadaan dari produk yang nantinya akan di desain. Kegunaannya adalah menampilkan gambaran bagaimana seorang user akan mengoperasikan produk tersebut. Walaupun tidak berbentuk aplikasi yang dapat digunakan, dengan melakukan prototyping sanggatlah membantu menjelaskan konsep dari tampilan yang telah kita desain sebelumnya.
dalam pembuatan prototyping kita akan mengikuti yang namanya user journey. Oleh karena itu prototyping merupakan stage selanjutnya setelah kita membuat hi-fi wireframing. Untuk melakukan pekerjaan ini banyak tools yang sudah tersedia di internet, dan beberapa tools untuk wireframing juga telah menyediakan fitur tambahan untuk dapat melakukan prototyping.
Estetik Desain
Hal yang wajib untuk seorang UI Designer adalah dapat membuat desain yang indah. Hal ini merupakan hal yang sangat jelas ketika kita ingin menjadi seorang UI Designer. Jika UX Designer merupakan bidang yang mempermudah jalan, maka tugas UI Designer untuk membuat jalan itu indah. Beberapa bacaan yang dapat membantu dalam hal ini adalah
- Cara mendesain sebuah aplikasi dengan mereferensikan aplikasi yang serupa dari Jakob
- Bagaimana mendesain dengan unsur estetik untuk kebutuhan user
- Bagaimana mengatur memposisikan elemen-elemen desain pada artboard yang kita miliki dari Fitts

UI atau UX
Setelah membahas apa saja yang harus dipahami untuk menjadi seorang UI/UX, mungkin akan muncul pertanyaan, jadi mau fokus di UI atau UX? Jika masih pada entry level, saya menyarangkan untuk bisa kedua-duanya. Karena hal ini akan membantu untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya. Dan setelah menjadi UI/UX Designer di agency, start up, ataupun pada IT Solution maka anda akan mendapatkan ilmu-ilmu lebih yang mana bisa membuat anda lebih fokus dan dapat memilih antara dua hal tersebut.
